belirumah

Selasa, 31 Agustus 2010

7 PENYEBAB KEGAGALAN

Kewirausahaan saat ini menjadi aspek pendukung reformasi bisnis lokal dan nasional yang skala pertumbuhannya mudah meningkat dan mudah menurun, bahkan secara praktikal boleh dikatakan bisa cepat untung dan cepat rugi.

Strategi bisnis dalam menunjang kewirausahaan sangatlah penting mengingat tidak semua wirausaha bisa dijalankan dengan konsep tradisiononal dan natural, seiring perubahan ekonomi, kondisi negara dan teknologi. Contoh perubahan itu, dahulu banyak usaha mikro di bidang cetak foto kilat 10 menit jadi, hampir di setiap lokasi baik kantor dan lembaga pendidikan ada. Terutama ketika musim pendaftaran ajaran baru. Namun apa yang terjadi dalam 2 tahun ini ketika Negara menurunkan pajak-pajak impor untuk yang sebelumnya berstatus pajak barang mewah menjadi barang konsumsi umum (Dari PPnBM mennjadi PPN, maka biaya impor barang-barang cetak mencetak untuk foto semakin murah dan berdampak menjamurnya kepemilikannya, semua berbasis digital. Sehingga pengusaha mikro Cetak Foto kilat dengan lampu petromax bangkrut karena masyarakat lebih memilih penggunaan cetak digital baik dari kamera digital yang praktis kemudian make over foto dengan komputer kemudian cetak dan print pun bisa secara mandiri dan cepat, ditinggal mandipun cetak foto 50 buah bisa selesai. Semua ini berkaitan dengan pemahaman, kuangan, prediksi dan teknologi.

Berikut ada 7 hal yang penyebab kegagalan usaha/bisnis secara umum;

1.Kurangnya Pemahaman Usaha dan tempat usaha

Memahami secara kontekstual dan strategi bukan saja bagaimana produk itu mempunyai nilai tambah dan dibuat. Namun perlunya pemahaman akan kebutuhan masyarakat akan produk tersebut, baik secara frekuensi, kuantitas, bentuk/jenis dan kualitasnya. Pemahaman usaha juga berkaitan terhadap sarana dan prasarana misal lokasi usaha, info usaha, kondisi kelengkapan usaha. Misal saya ambil contoh, seorang ibu yang pandai sekali memasak belum tentu berhasil dalam usaha rumah makan karena bisnis tidak saja tentang pemahaman proses produksi saja. Misal lagi, tempat usaha yang disewa ratusan juta belum tentu akan membawa keberhasilan usaha, jika tidak mempunyai kedekatan pasar dan kemudahan akses (akses berbasis jangkauan fisik dan teknologi). Kedekatan lokasi dengan sumber bahan baku/sumber produksi juga menjadi bagian penting karena dapat mengefisiensikan biaya transportasi dan produksi.

2. Kurangnya pengalaman dan strategi pemasaran

Kewirausahaan dalam kontek usaha masyarakat, tetap perlu ada pengalaman usaha. Kalo sekiranya pemodal dan pemilik belum pengalaman maka belilah orang untuk dijadikan staf atau patner usaha, baik secara aktif maupun konsultan. Pengalaman berhubungan dengan bagaimana menjual, kepada siapa menjual, mengikat pelanggan, menangkap reaksi pelanggan dll.

Secara umum masyarakat perilaku kewirausahaan, mampu dan giat dalam produksi, baik dalam usaha kerajinan, makanan, layanan jasa dan lain-lain namun tidak mempunyai kekuatan dan metode dan konsep pemasaran yang sistematis, ketika hari ini cukup laku maka tidak memperhitungkan kemungkinan bulan yang akan datang bahkan tahun-tahun mendatang. Saya coba pernah terlibat dalam penjauan beberapa UKM, rata-rata tidak mempunyai rencana pemasaran, bahkan rencana usaha atau bisnis plan tidak punya, sehingga rencana peningkatan usaha juga tidak bisa dijadwalkan dan dipacu untuk dicapai.

Pemasaran yang diterapkan masih tradisional dan rentan terhadap perebutan pelanggan oleh pesaing. Tidak ada usaha untuk membangun loyalitas dan fanatisme. BIsakah usaha mikro membangun fanatisme? Sangat bisa, ketika saya menambal ban kendaraan yang bocor saya memilih satu tukang tambal ban dari 3 yang ada di sekitar saya, karena memang kualitas alat pembakar yang menghasilan tambalan yang bagus dan sosoknya pun yang komunikatif, menghargai dan rela mengulang dan dikritik bila kurang sempurna hasilnya.

3. Kurangnya pemahaman dalam pengadaan dan pemeliharaan bahan baku dan sarana.

Pengadaaan bahan baku tidak serta merta sepreti logika membeli bahan baku cabe, daging dalam rumaha makan atau logika semen, besi dalam usaha bangunan, tetapi lebih kepada bagaimana bahan baku diperlakukan. Banyak pebisnis yang baru membuka usaha membeli bahan baku sebanyak mungkin namun tidak dengan pemahaman bagaimana bahan baku dipelihara, serta pemahaman frekuensi penggunaan bahan baku harian, mingguan dan permintaan masyarakat .Contoh lain lagi, pemahaman sarana, banyak pengusaha dalam bidang digital printing membeli alat jutaan bahkan ratusan juga impor, namun tidak paham bagaimana memelihara dan antisipasi hariannya secara rutin dan strategis, sehingga keseringan rusak menimbulkan ketergantungan teknisi dari luar kota dan luar negeri, membuat usaha macet ketika alat rusak. Sehingga banyak order yang di batalkan, pelanggan pun lari. Padahal ada beberapa penyedia sarana digital printing yang memberikan layanan garansi secara pasti sampai ke mendatangkan teknisinya dari China sana, walau harga lebih mahal, ini semua hasil studi kasus di pebisnis digital printing di Yogya.

4. Kurang nya kehandalan pengelolaan administrasi dan keuangan

Kebijakan dalam menentukan keputusan strategi ber wirausaha hendaknya tidak mengandalkan dari insting dan naluri saja. Namun histori dalam catatan administrasi perlu di jadikan modal dalam menentukan keputusan. Kebijakan/Keputusan berbasisis data. Begitu juga dalam hal keuangan, banyak kasus usaha yang dirintis tidak mempunyai kekuatan data keuangan yang baik, sehingga pemilik tidak paham akan pendapatan rutin bulanan, tidak bisa mengkorelasi antara pendapatan, penjualan dan penggunaan bahan baku. Sehingga kemungkinan penyalahgunaan di tingkat bawah bisa dijalankan tanpa diketahui.

5. Kurangnya kehandalan pengelolaan modal dan kendali kredit

Wirausaha-wan yang baik memahami modal tidak saja uang. Sehingga kredit yang membabi buta ke bank-bank bukan salah satu solusi tunggal, apalagi mengambil kredit maksimal dari plafon jaminannya, yang tidak diperhitungkan dari kebutuhan operasional. Pengusaha mikro banyak menjadi kan kredit sebagai expansi produksi dan pra investasi. Tidak akurasi dalam memperhitungkan kebutuhan suntikan modal dengan kemampuan bayar bulanan dan skala likuditas nya. Likuiditasnya misal apakah pelanggan anda selalu cash membayar atau menunda-nunda pembayaran. Dengan kata lain, ketika anda memgajukan kredit ke bank, tentu andapun juga harus hati-hati dalam memberikan kredit atau pending payment kepada pelanggan anda, pilah-pilah mana yang tertib dan tidak,lali tentukan sikap skala prioritasnya.

Pemodalan yang semu dan tidak terpisah dengan kepentingan/kebutuhan pribadi juga menjadi awal kegagalan usaha, penarikan dana dari perusahaan/toko terlalu sering dan cepat namun tidak memperhitungkan dengan arus pembayaran dan pendapatan perusahaan/toko/usaha.

6. Kurangnya kehandalan SDM yang berwawasan wirausaha

Wirausahawan yang sejati tidak serta merta menjadikan seluruh keluarganya adalan staf dari perusahaan/toko/usahanya. Kenapa? Karena hubungan yang terlalu cair dalam keluarga dapat menghilangkan kinerja fungsi stuktural yang seharusnya. Misal harusnya pimpinan berhak menegur proses pengelolaan pengadaaan barang yang sesuai standar, namun karena staf yang bertanggungjawab adalah adik ipar, maka segan untuk menegur, dan beranggapan bahwa nanti tentu akan berubah. SDM yang berwawasan wirausaha maka akan membentuk jiwa yang kokoh, karena beranggapan bahwa selain dia staf namun juga sosok yang yakin bahwa dengan sukses di bidangnya maka dia terlah berhasil sebagai wirausaha wan layaknya pemilik usaha, walau hanya dalam area kerjanya, seakan-akan bekerja sukses juga kepuasan pribadi dan teamwork. Sehingga staf mempunyai daya tahan terhadap masalah yang timbul, karena beranggapan bahwa masalah adalah bagian dari proses berwirausaha. Caranya, jangan jadikan staf anda seorang robot yang harus turut pada perintah namun juga diberikan tantangan untuk analisa perbaikan, dan ada reward periodik, inilah hal yang tidak dilakukan penguasana secara umum, dan salah satu kegagalan dalam skop SDM. Memasukkan nilai kewirausahaan menyatu dalam motivasi kerja bawahan bukan hal yang mudah, tetapi jika anda memberikan tantangan dan standar pencapaian per unit, maka itu salah satu bentuk pendidikannya, tinggal metode harmonisasiny antara divisi.

KEkurangan dalam menentukan kualifikasi staf dalam rekrutmen merupakan sebagian penyebab kegagalan dalam usaha peningkatan keberlangsungan usaha. Sehingga perencaaan usaha yang baik selalu menyiapkan kriteria SDM masing-masing divisi baru melakukan rekrutmen. Jangan terbalik.

7. Kekurangan pemahaman perubahan teknologi

Dalam awal tulisan ini disinggung masalah seorang pengusaha individu bidang Cetak Foto Kilat, secara logika pengusaha Cetak Kilat 10 menit tad harusnya i langsung bermigrasi ke bisnis cetak berbasis digital ketika ada perubahan teknologi cetak foto, namun karena justru banyak keterbatasan pemahaman teknologi maka pelarian usaha justru keluar dari bisang usaha sebelumnya. PEmahaman teknolgi bagi SDM tidak serta merta harus berkaitan dengan computer dan internet, namun juga berdasar kemudahan dari dampak teknologi yang ada, misal mengulek sambel dari cobek beralih dengan blender, dari penghangat nasi dengan kompor beralih ke magic jar. Sekarang kalo dalam bidang cetak mencetak, yang dahulunya dengan mesin cetak warna yang mahal sekarang cukup dengan yang portable dan print namun tetap dengan kualitas handal.

Kegagalan usaha pemahaman teknologi ini tidak semata karena pemahaman pembelian namun juga pemeliharaan, misal banyak data keuangan, data nasabah yang hilang karena virus, atau ketidakmampuan staf dalam melindungi data file konsumen sehingga ada pesaing yang bisa mengambil melalui salah satu stafnya yang hendak kena PHK atau pindah, sehingga data-data dengan mudah digunakan oleh pesaing.

Teknologi juga berkaitan dengan prediksi kehandalan perangkat yang digunakan saat ini agar tetap survive dalam 5 s.d 15 tahun mendatang. serta hendaknya SDM harus mau belajar setiap saat untuk mengikuti perkembangan teknologi.

Teknologi juga berakitan dengan keberhasilan pemasaran baik dalam mendesain grafis, pubklikasi profil dalam cd, membuat website atau blog gratis. Jangan berpikir bahwa usaha kecil pun tidak perlu website, karena beberapa waktu lalu saya mendesain sistem sebuah web untuk promosi kecil usaha jahit baju, saat ini order dari beberapa kota hasil promosi di website sudah mulai berdatangan. Yang penting unik, entah harga, hasil, pengguna dan nuansa.

Strategi Bisnis dan Kewirausahaan : Sukses Bisnis dengan menguatkan “Nilai” Layanan dengan 3 cara

Secara umum dalam pengembangan usaha, bisnis baik skala besar maupun kecil, komponen dalam proses membangun kepuasan pelanggan menjadi tujuan utama walau tidak semua elemen strategi bisnis dan strategi marketing yang dibentuk mengaju ke arah sana. Perkembangan yang ada saat ini ketika semua berlomba dan merasa bisa mendirikan dan memajukan usaha maka nuansa kompetisi sebenernya sudah terbangun baik secara personal, sektoral dan kelompok usaha. Artinya bahwa dalam persaingan lokal dan sektoral yang melibatkan unsur persaingan kecil misal pedagang pasar yang saling berdekatan maka haruslah dibangun sebuah wacana bahwa setiap layanan haruslah berkesan bagi pelanggan.

Kenapa harus berkesan bagi pelanggan? Karena strategi bisnis yang baik maka setiap komunikasi dan hubungan yang terjalin antara perusahaan/pengusaha dengan pelanggan harus sanggup memberikan dampak kesan yang dalam dan jangka panjang, misal ketika saya parkir kendaraan di sebuah bank di daerah saya kelompok tukang parkir selalu menyajikan layanan terbaik untuk pengguna parkir? Sejauh mana layanan itu? Ketika kita akan memasuki arena parkir dan menyeberang maka arus kendaraan yang menutup akan diurai dengan cepat dan kompak dari tim parkir yang ada, sekitar 4 orang. Begitu juga ketika akan meninggalkan maka kendaraan kita akan dijamin mundur, posisi dan keluar dari arena parkir dengan penuh perhatian, tidak cuek dan bengong saja, kemudian sentuhan yang dilontarkan tukang parkir itu adalah mengucapkan; “Selamat jalan Bos, hati2″.

Hampir di beberapa sudut kota, coba saya perhatikan tidak ada yang sekompak, seramah dan sesigap ini, karena secara umum tukang parkir terkesan masih duit oriented, alias yang penting duit parkirnya. Namun beda dengan tukang parkir bank ini, karena siang malam menyajikan layanan yang hebat, termasuk ketika parkir motor anda membayar Rp. 1000, maka tetap akan dikembalikan Rp. 500, tidak seperti yang lain seakan2 tidak ada kembalian. Bahkan membayar dengan Rp,. 50.000,- kembalian selalu ada. Apakah memang merka menggunakan stretegi usaha parkir profesional namun diterapkan di retail.

Saya terkesan dan selalu aman, nyaman, yakin jika parkir di arena ini. Sehingga istri saya pun selalu memilih menggunakan satu Kartu ATM dari bank ini daripada 3 ATM lain yang saya sediakan, alasannya karena kalau di ATM ini maka bayar biaya parkir bonus menyeberangkan kendaraan dan anak secara nyaman dan jaminan aman. Wow .

Dalam strategi bisnis dan kewirausahaan ada 3 usaha dalam rangka menguatkan nilai layanan,

Memperbaiki Nilai

Memperbaiki Nilai merupakan langkah di mana terkadang pelanggan dan budaya lingkungan terjadi perubahan, sehingga nilai yang kita sajikan beberapa waktu lalu perlu disesuaikan/diperbaiki, hal ini bertujuan untuk meningkatkan satu keistimewaan nilai yang lebih baik dari pesaing. Membangun kesan dan keistimewaan, karena ada dorongan faktor eksternal atau internal yang bergeser. Misal kecepatan dan kekompakan 4 tukang parkir dan kepekaan terhadap kemampuan menyopir/membawa kendaraan pengguna sangat terbantu, tidak justru malah grogi dengan aba-aba yang tidak jelas.

Memperluas Nilai

Memperluas adalah usaha untuk menambah manfaat bagi konsumen atau pengguna dari layanan yang ada secara umum atau layanan standar kita yang lama. Dalam kasus parkir adalah selain mendapatkan layanan parkir juga adanya perluasan layanan penyeberangan yang memotongkan arus jalan yang padat demi kemudahan penyeberangan kendaraan. Ada jaminan keamannan dan kenyamanan, walau parkir kendaraan awalnya cuma seperti nitip diawasinya motor/mobil.

Mengembangkan Nilai

Usaha dan upaya untuk menambah fasilitas yang tidak ada sebelumnnya. Dalm kasus tukang parkir ini adalah ucapan yang wajib dari tukang parkir: “Selamat jalan Bos, hati2″. Tentu pengguna parkir menjadi lebih merasa mendapatkan kepedulian dan perhatian.

Sudahkan anda membangun nilai dari usaha anda? Usaha/bisnis boleh masih tradisi0nal namun layanan profesional. Yang usaha MLM sekarang menjadi lebih peduli terhadap keadaaan ekonomi sang downlinenya. Yang usaha pabrik menjadi berpikir bahwa baju dari pabriknya harus selalu beraroma sejuk tidak berbau apek cirikhas pabrik. Yang usaha bakso mencoba menekankan unsur komunikasi dan persahabatan sehingga tukang bakso namun juga agen informasi yang positif, misal tahu lokasi pijat yang enak, berita pencurian agar pembeli bakso juga miningkatkan kewaspadaan. Tentukanlah langkah hebat dalam strategi bisnis anda.

Manfaat E-mail Marketting

Strategi marketing era tradisonal dan era internet bukan berarti berganti eranya secara total, hanya metode dan media marketing yang bergeser seperti dahulu kala ketika promosi hanya bisa dengan suara di Radio kemudian muncul iklan suara+visual di TV. Namun memang kemasan yang disajikan untuk pelanggan haruslah berawal dari pergeseran perilaku pelanggan bukan dari kemampuan modal dan investasi kecanggihan teknologi pemilik perusahaan saja.

Email belum disadari oleh pelaku bisnis sebagai media yang efektif untuk menpertajam lini komunikasi bisnisnya, dan masih dianggap sebagai alat pasif saja. Kekeliruan ini yang akan saya bahas dari sudut pandang bisnis.

Lima alasan memanfaatkan email marketing sebagai standar strategi bisnis:

1. Perilaku Masyarakat, saat ini masyarakat dengan teknologi yang ada maka terjadi perubahan perilaku di masyarakat secara drastic, misal dahulu ketika membuka email harus di warnet atau di kantor, maka saat ini bisa dimanapun dengan HP, PDA, Blueberry atau IPhone. Sehingga email menjadi media informasi yang riil daripada dengan pos. Perilaku yang berubah tersebut dari budaaya yang dahulu ketika pegawai kantoran atau pengusaha begitu datang baca Koran dll, saat ini banyak yang memulai hari kerja dengan memanfaatkan internet untuk mengecek berita, saldo internet banking, email, facebook dll. Termasuk bertransaksi transfer dana, beli pulsa pun dengan internet, artinya internet adalah bagian dari perilaku. Satu email untuk mewakili beberapa kepentingan kerjanya, kalau gitu kenapa anda tidak menggunakan meial rutin? Asal tidak spamming boleh saja.
2. Murah dan merata, dengan memanfaatkan email maka kemudahan yang didapatkan adalah, sekali “kirim” bisa puluhan atau ratusan pelanggan yang bisa menerima email tersebut secara real time. MUrah karena mengirim kebanyak pelanggan, biaya tidak tergantung jumlah yang dikirim layaknya SMS. Merata, karena dengan email maka semua lapisan bisa menerima email dengan bentuk dan informasi yang sama, dimanapun berada diseluruh pelosok dunia yang dalam jangkauan internet.
3. Responsif. Dengan email maka ketika ada reaksi baik oder, pertanyaan dan penolakan lebih mudah diketahui dan diantisipasi dengan cepat. Hal ini tentu memudahkan untuk membuat perencanaan selanjutnya dalam aspek bisnis.
4. Media yang komplet dan multi dimensi. Email dapat diisi dengan berbagai bentuk sajian dari teks, gambar, movie, animasi, dan link, walau semua tergantung pada support system dari penerima email. Email ini juga media yang mampu menerima dan mengirim media dengan volume besar, lebar dan berlapis-lapis bahkan Koran online pun mampu disajikan lewat email.
5. Media marketing dan informasi sepanjang masa. Sepanjang masa dalam hal ini karena email mampu disimpan dengan waktu tak terbatas bergantung pada kemauan pengguna dan penyedia email. Hal ini menguntungkan karena mungkin pelanggan belum membutuhkan informasi produk saat ini namun tahun depan dimungkin akan masih mencari informasi kembali. Berbeda dengan brosur, leaflet yang secara fisik mempunyai keterbatasan tersimpan dengam baik. Informasi dari email juga dapat dipindah kan ke Flashdisc, CD, Hardisk.

Strategi Bisnis

Dalam rangka menguatkan implementasi strategi bisnisnya, pasta gigi Close Up yang dulu menderifikasi sebagai produk yang bermoto “Gigi Putih Cemerlang”, maka saat itu sudah banyak mengembangkan ‘taringnya’, yang dahulu dianggap pasarnya masih terbatas pada pendamba gigi putih termasuk anak-muda perokok karena giginya telah mulai menguning. Namun karena tuntutan pasar, Repositioning dilakukan dengan “Gigi Putih Nafas Menyegarkan “ untuk meningkatkan presepsi bahwa selain gigi putih Close Up juga mampu memberikan “value” menyegarkan nafas atau mulut segar, sehingga repotisioning ini bertujuan mempertahankan pasar lama namun juga memperlebar pasar dengan “Menyegarkan Nafas”, sehingga mampu menpengaruhi mahasiswa yang suka masakan padang dengan aroma pete, ikan, jengkolpun berusaha memakai ini untuk meningkatkan kepercayaan dirinya.

Pepsodent yang dulu juga membangun potisioning statement “Gigi Putih” saat ini telah berhasil melakukan “Repotisioning” dengan “Perlindungan Gusi” dan “Perlindungan Gigi Berlubang”. Perubahan ini bukan semata kata-kata yang diubah, namun Produsen telah memikirkan perubahan kuantitatif target pasar dan segmen pasar yang dibidik, tentu ketika seseorang mencapai usia tua dengan gigi berlubang sangatlah tidak nyaman, sehingga Pepsodent menjadi jawaban.

Prinsip dasar dari Repositioning, untuk area Indonesia, sesuai pengamatan saya:

1. Positioning bukan alat utama persaingan pemasaran, tetapi dimulai dari ketepatan pemilihan target pasar, sehingga positioning adalah usaha menguatkan persepsi.
2. Ketepatan pemilihan target pasar tergantung ketepatan segmentasi pasar
3. Positioning memiliki nilai timbal balik untuk merevisi targeting.
4. Positioning yang tepat, dapat menimbulkan loyalitas pelanggan, rasa ingin tahu dan membeli, tambah yakin dan puas telah memakai produk tsb.
5. Positioning tidak ada hubungan dengan strategi harga, tetapi dapat dikaitkan untuk Segmentasi pasar dan perluasan targeting

Positioning adalah suatu usaha melekatkan persepsi atas suatu produk pada sekelompok pasar atau segmen tertentu agar produk itu mampu dianggap lebih dan lebih dan lebih termasuk cocok dan cocok dan cocok dengan keinginan dan kebutuhan segment tersebut, semua dalam rangka membangun persepsi positif.

Sehingga pada segmen yang berbeda memerlukan strategi positioning yang berbeda, atau dengan memperluas+memperbaiki+menambah atas strategi positioning yang telah ada.

Marketting bagi masyarakat atau awam

Marketing merupakan bidang, ilmu, tantangan dan segalanya bagi bisnis, walau marketing tidak hanya ada di dunia bisnis, karena sebenernya setiap orang secara personal memarketingking diri sendiri. Perbedaannya adalah ekpektasi/harapan dan metode nya.
Materi “marketing untuk orang awam “ sengaja saya hadirkan agar semua istilah dalam web ini dipahami oleh segala lapisan masyarakat.

Segmentasi yang terjemahan dari Segmentation adalah kegiatan atau bentuk kegiatan membagi-bagi pasar yang bersifat heterogen menjadi satuan-satuan pasar yang homogen.
Manfaat dari segmentasi pasar ini agar menajemen dapat melakukan kegiatan pemasaran yang efisien dan efektif. Ambil sebuh contoh untuk sebuah produk obat batuk anak-anak akan efektif jika mengiklannya berbarengan dengan even TV baik offline maupuan online, misal PILDACIL, IDola Anak dan lain-lain yang setipe. Coba jika promosi dilakukan ke pasar-pasar tradisional yang notabene konsentrasi personal tidak tertuju pada kepentingan anak semata, bisa saja pengunjung danpedangan pasar sedang memikirkan bagaimana menjual barang, membayar hutang dll.

Contoh kedua. Ketika anda menjabat sebagai marketing excutive sebuah perusahaan real estate dengan produk perumahan yang mewah dengan rata-rata harga rumah 2 Miilyar, tentu kurang efektif jika anda melakukan promosi saat ada kegiatan Musik dan Band lembaga mahasiswa.
Manfaat lain dari segmentasi pasar:

1. Membantu manajemen dalam merencanakan dan menentukan produk dan layananan yang sesuai dengan permintaan pasar Dapat memilah-milah media promosi yang efektif untuk dapat masuk ke masing-masing segmen pasar. Misal Radio efektif untuk kaum pinggiran dan pedesaan, Koran untuk karum terpelajar dan kantoran.
2. Membantu bidang keungan dalam perencanaan anggaran dan evaluasi penggunaan anggaran.
3. Membantu manajemen menentukan timing dan momentum yangtepat untuk kegiatan perusahaan terutama kegiatan berbasis marketing, misal pameran, bhakti social, iklan offline, aktifitas off air.

Contoh model pengelompokan dalam segmentasi pasar yang umum sebagai berikut:

1. Dibagi atas dasar Umur
2. Dibagi atas dasar Jenis Kelamin
3. Dibagi atas dasar Siklus Kehidupan
4. Dibagi atas dasar Pekerjaan
5. Dibagi atas dasar PEndapatan
6. Dibagi atas dasar Pendidikan
7. Dibagi atas dasar Pekerjaan
8. Dibagi atas dasar Opini, Sikap dan Kepribadian.

Contoh model tersebut ditas dapat pula dikelompokan dari faktor diatasnya misal:

1. Faktor demografi, faktor yang ditentukan dari “siapa yang membeli/transaksi”
2. Faktor Psikografi, faktor yang ditentukan oleh “mengapa mereka membeli/transaksi”
3. Faktor Perilaku, faktor yang ditentukan oleh “bagaimana mereka membeli/transaksi”

Selamat mempelajarinya, dari contoh-contoh yang ada semoga pemahaman marketing anda semakin baik. Saya coba sajikan pemahaman yang simpel, tidak bertele-tele dan uperp pragmatis.

Personal selling

Strategi Marketing sebagai wujud Konsep pemasaran yang strategic dan termanage dengan baik tentu selalu beorientasi pada pemuasan pasar yang jangka panjang, sehingga sebuah kesalahan besar jika tugas dan beban seorang sales marketing hanya bagaimana mampu menjual atau menghasilkan penjualan, karena menghasilkan penjualan hanya sebuah proses awal dalam konsep perencanaan pemasaran.

Pokok perencaaan pemasaran dalam proses awalpun sebenarnya adalah bagaimana seorang pemasar atau sales marketing mampu “meningkatkan” penjualan, sehingga tidak hanya menjual namun “meningkatkan”, karena harapannya di tengah persaingan yang tinggi maka perusahaan tetap mampu eksis dan survive terhadap dampak-dampak persaingan. Harapan globalnya adalah terpuaskannya pelanggan dan perusahaan itu sendiri.


Meningkatkan secara kualitatif, adalah memastikan bahwa pelanggan merupakan pelanggan yang potensial untuk dan berpeluang melakukan pembelian-pembelian pada waktu-waktu berikutnya. Meningkatkan secara kuantitatif, maka memastikan bahwa secara kuantitatif dan statistic bahwa terjadi peningkatan terhadap omset, variasi pembeli, distibusi pembelian.
Semua pemikiran saya di atas, sebagai bentuk pemahaman awal bahwa ada bagian yang terpenting dalam pemasaran atau dalam konsep stategi marketing umum yaitu, pentingnya Personal Selling.

Personal Selling
William G. Nickels mendifinisikan personal selling adalah interaksi antar individu, saling bertemu, muka yang ditujukan untuk menciptakan, memperbaiki, menguasai dan mempertahankan hubungan pertukaran yang saling menguntungkan dengan pihak lain.


1. Personal selling memacu perusahaan untuk lebih mengenal pelanggan secara langsung, sehingga berdampak pada terkumpulnya informasi motif pembelian, keinginan-keinginan lain.
Personal selling dapat lebih efektif karena unsur-unsur pemasar sekaligus perusahaan menjadi sangat tahu akan reaksi pelanggan dengan begitu cepat karena unsur-unsur pemasar dapat melakukan interaksi langsung.
2. Personal selling dapat memacu unsur-unsur pemasar memgatahui pola dan proses pembelian yang sedang bergejolak dan trend, misal banyaknya pelanggan yang menginginkan pembelian dengan kredit, keinginan pelanggan membeli dengan proses sample dahulu, keinginan pelanggan atau calon pelanggan yang suka dengan diskon atau bonus lainnya


Personal Selling sebagai salah satu strategi andalan maka menguntungkan perusahaan terutama dalam beberapa hal:

1. Memudahkan dalam analisa pasar secara akurat
2. Memudahkan dalam memetakan potensi pasar
3. Memudahkan dalam menjawab secara langsung akan beragamnya keinginan pasar
4. Memudahkan mendapatkan informasi reaksi pasar terhadap produk/layanan dari pesaing
5. Mendefinsikan masalah di lapangan, sekaligus mencari solusi pengatasan nya secara langsung
6. MEmbangun persepsi masyarakat, dengan mengciptakan standar layanan pemasar, misal keramahan, kedekatan fisik, kepedulian social, performance dan penampilan
7. Mempertahankan pelanggan secara komunikasi dua arah untuk tujuan awal meingkatkan penjualan

Strategi Marketting dan personalnya

Personal Selling adalah bagian dari Strategi marketing perusahaan yang merupakan langkah konkret dalam membangun penjualan langsung dan bertujuan bertemu dengan masyarakat. Dalam kaitan ini sang sales atau pelaku marketing mempunyai kesempatan untuk secara langsung mengetahui sejauh mana produk atau layanan direspon secara cepat oleh masyarakat entah itu dalam bentuk penolakan atau persetujuan membeli.


Strategi marketing yang perfect tentu sudah membekali tim yang secara langsung dalam proses personal selling dengan antisipasi lapangan dan taktik membujuk yang relevan, sopan dan efektif. Namun masyarakat tetap saja boleh menolak, karena secara umum budaya, kemampuan dalam masyarakat mampu mempengaruhi keputusan

Di bawah ini ada 5 alasan utama kenapa masyarakat menolak produk atau layanan anda:

1. Harga

Harga merupakan faktor penting dalam pengambilan keputusan penolakan sebuah produk. Memang harga bisa dikompromi, secara umum kompromi ada 2, pertama kompromi teradap harga, wujudnya diskon, namun diskon bukanlah faktor utama pelangkap harga. Kedua pola pembayaran, kredit 1. Sd 3 kali atau 1.sd 3 bulan,merupakan bentuk toleransi terhadap harga, dan secara umum kredit 3 bulan dari sisi perusahaan mungkin tidak secara langsung mengurangi harga, namun secara perputaran uang sebenernya menambah beban efektitas perputaran modal, return of investment. Selain harga juga dipengaruhi oleh 4 faktor lainnya

2. Loyalitas pada pemasok lama

KEtika dalam proses penawaran yang bersifat personal selling, maka uji coba produk langsung merupakan langkah yang baik dalam strategi memarketing kanproduk. Karena masyarakat terkadang lebih nyaman dengan pemasok lama yang proses transaksi terbukti dalam sekian waktu. Loyalitas terhadap pemasok lama merupakan tantangan yang nyata saat ini, kecuali barang adalah benar-benara baru dan belum lama diketahui oleh masyarakat. Strategi lain dilapangan berikut kejutan, bahwa anda sebagai pemasok kedua tetap dapat memberikan layanan sebaik pemasok sebelumnya plus bonus yang ditambahkan, bonus tidak harus uang.

3. Tak mampu membuat keputusan

Sales yang paham betul akan kaedah-kaedah personal selling sangat memahami bahwa ketika menawarkan kepada masyarakat sering terjadi penolakan sesaat karena tidak mampunya calon pelanggan untuk memutuskan, untuk itu jangan terlalu memaksa, dan ada kesan mengejar, cobalah dengan mencari tahu kemungkinan pelaung pertemuan kedua, ketiga baik dengan mengkoleksi no hp,email, alamat rumah dan sahabatnya.

4. Faktor Produk yang kurang kompetitif

Banyak produk yang ditawarkan ke masyarakat adalah produk inovasi yang hebat, namun bukan produk yang sesuai dengan keinginan masyarakat. Produk yang hebat adlah produk yang mampu bersaing saat ini dank an dating, kenapa karena tolak ukur kompetensi barang di era sekarang adalah pembuktian, visualisasi dan penjelasan teknis. Untuk itu jika produk anda masih baru atau belum popular, maka pahamilah kualifikaasi teknis dan speknya, agar dengan memahami 2 hal tersebut mampu jadi alas an untuk membujuk, selain dari fisik barang tersebut. Misal produk obat herbal, bahwa anda paham ganggang di Afrika adalah yang terbaik karena steril dan jauh dari pemukiman,sedang ganggang Indonesia kurang steril. Dari ruang kontroversi itu ketika anda menjual obat dari bahan ganggang,maka sales sudah mempunyai 2 senjata, dan kondisi akan berbeda jika hanya mengetahui bsatu hal yaitu bahwa ganggang Afrika adalah yang terbaik. Produk yang kurang kompetitif, bisa dikamuflase dengan faktor lain yang kompetitif walau itu sekedar informasi tambahan.

5. Tidak menyukai perusahaan, sistem dan penjualnya

Ketika sebuah perusahaan menerapkan strategi marketing dengan memproduksi susu yang berbeda-beda sampai 5 produk susu, maka ketika salah satu produk bermasalah dan terbukti membuat masyarakat resah maka kemungkinan 4 produk lainnya akan memancing respon dari masyarakat, dan bisa saja respon itu negative, takut memkonsumsi 4 lainnya.